Sabtu, 19 Maret 2011

Dilema Vs Perasaan

| Sabtu, 19 Maret 2011 | 0 komentar

punya pengalaman harus di share.. tul gk?? pinokio positif negatif anda yg menentukan, gw cuma bisa kasih clue, saran, tips n triks dan selebihnya anda yg berkomentar, diterima sukur gk diterima ya lupakan ahahahahagelakguling
cikipruttt logika vs perasaan,, gk perlu dijelasin lg donk, pasti dah pd pinter semua, ya meskipun ada beberapa yg gk mudeng, autis mungkin.. ahaahhaahahahaha canda.com
Sebelum terlambat, saya pengen kasih tau satu hal terutama buat kalian para cewek.memang bukan berarti klo saya ngomong or ngerjain sesuatu ga pake perasaan. Perasaan tetep dipakai, tapi jangan samapai perasaan menguasai diri kita. Bikin capek euy.
Pada dasarnya, perasaan dan logiuka itu bukan hal yang sama sekali berbeda. Keduanya harus digunakan secara proporsional. Main logika, jangan sampai perasaannya ga dipakai, sebaliknya juga gitu, main perasaan bukan berarti ga pake logika.
Ada beberapa kasus yang menyebutkan, terjadi di TKP—(nama dan tempat disamarkan, jika terjadi kesamaan peristiwa dan jalan cerita memang agak disengaja). Contoh “ABC” tuh sifatnya sensitive, ada sesuaatu dikit langsung dipikirin, ga doyan makan. Ada yang salah ngomong dikit, langsung nangis, ngambek, marah, diem, berlarut larut, hohoho… sudahlah… klo lagi beginian, perasaan jangan diturutin, bikin capek sendiri. Iya klo bisa nyelesein masalh, klo Cuma jadi beban pikiran kan namanya buang-buang energy tuh….
Sekali kali, sifat cuek dan masa bodo emang penting, perlu dilakuin biar kita bisa nge-rem hal mana yang seharusnya kita pikirin dan hal mana yang seharusnya ga perlu buat dipikirin. Mikirin yang penting-penting aja laah, hal sepele macam kritikan gara-gara masakan kita keasinan ga usah dipikirin jeng. Please deh..dunia itu masih tetep bisa berputar meski kita ga bisa masak seaklipun.
Klo hal-hal kecil udah bikin kita terbebani, kasihan… hati, sebagai organ penampung perasaan juga punya kapasitas yang terbatas, udah cukup lah kerjanya menetralisir racun tubuh, ga perlu ditambahin tugas buat harus menelan mentah-mentah semua ucapan orang lain.
Orang lain mau bilang apa? So what ??, yang penting kita masih ada di jalan yang benar, ga bikin dosa, ga bertentangan ma Al-Qur’an n ma yang dicontohin ROSUL, ucapan orang lain ya udah..dijadikan bumbu bumbu aja, biar hidup kita lebih berwarna.
Satu teori kecil: “orang bisa tertidur di terminal walaupun dalam suasana yang super bising karena ia tidak mengizinkan suara berisik memasuki telinganya, sehingga ia tidak terganggu dalam tidur. Sebaliknya, banyak sekali orang yang dalam suasana sepi di kamar, hanya dengan suara terbukanya pintu lantas membuat ia terbangun, hal ini karena orang tersebut mengizinkan suara itu masuk telinga dan mengganggu tidurnya, so, mana yang kamu pilih? Orang yang tertidur di terminal atau di kamar
Pasangan Hidup; Antara Logika dan Perasaan
tema yang sedang saya dalami adalah tentang bagaimana menentukan atau lebih tepatnya menemukan pasangan hidup. Judul sementara yang bisa saya temukan adalah 'Pasangan Hidup; Antara Logika dan Perasaan". Tentu yang pas di mata dan pas di hati.
Nah, definisinya panjang, oleh karena itu sekarang sedang saya kembangkan kerangka pikirnya. Clue-nya adalah bagaimana memilih calon pasangan, bukan hanya soal hati & perasaan, tapi juga ditinjau dari karakter, intelektualitas, dan pemikiran yang secara sederhana tergambar dalam misi dan visi hidup.
Sobat, dalam hakikatnya sangat sulit untuk menyeimbangkan cinta dan logika, keduanya haruslah seimbang dalam suatu hubungan.Apalagi buat wanita, cenderung jika sedang marah atau sedih mereka hanya mementingkan perasaannya tanpa menggunakan logikanya. Jika perasaan cinta yang sobat miliki seimbang dengan jalan pikiran yang logis, tentunya hubungan akan berjalan lebih baik.love
pernahkah kalian merasakan dilema yg luar biasa karena logika dan perasaan kalian sedang bertempur hebat? dimana masing-masing dari mereka meneriakkan pembenaran serta penghujatan atas dua hal yg berlawanan?
aku sedang berdiri di depan sebuah pintu dengan cat putih yg mulai mengelupas.. pintu itu tampak sederhana, namun aku tahu bahwa apapun yg berada di baliknya tidaklah sesederhana daun pintu yg menyembunyikannya dari pandangan..
di tanganku tergenggam sebuah kunci.. ya, seseorang dari masa lalu telah memberiku kunci itu dan ia berharap aku mau membuka pintu itu untuk menghadapi apapun yg ada di baliknya.. namun aku hanya bisa terdiam dan berfikir keras mengenai apa yg sebaiknya kulakukan dengan kunci itu, karena aku terlalu takut untuk mencari tahu apa yg menungguku di balik pintu itu..
terdiam, aku mengawasi ‘perasaan’ dan ‘logika’ sedang sibuk berdebat seru..
akhirnya ‘perasaan’ berhasil menyemangatiku untuk memasukkan kunci itu ke lubang kunci dan memutarnya perlahan.. namun ketika tanganku telah meraih gagang pintu, tiba-tiba ‘logika’ membentak dan memintaku untuk menjauhi pintu itu.. aku terperanjat dan secara refleks menarik tanganku, beserta kunci, dari pintu.. ketika rasa terkejut mulai memudar dari dalam diriku, aku perlahan mulai membenarkan apa yg baru saja dikatakan ‘logika’..
aku pun melangkah mundur dari depan pintu, tapi masih tetap menatap pintu itu dengan penasaran, berharap pintu itu bisa terbuka sendiri dan memperlihatkan isinya tanpa aku harus melangkah melewatinya..
‘logika’ tersenyum penuh kemenangan, tetapi ‘perasaan’ menatapku dengan sedih..
aku menunduk dan tak berani membalas tatapan ‘perasaan’..
ingatanku kembali pada sebuah peristiwa yg terjadi setahun lalu.. ketika itu aku melakukan sesuatu atas permintaan ‘perasaan’.. yg kulakukan ketika itu sungguh menyakiti diriku, namun aku tetap bertahan karena ‘perasaan’ memintaku demikian sambil berlutut dan menangis.. selama itu ‘logika’ hanya mengawasi kami dengan ekspresi aneh pada wajahnya.. berulang kali ia berusaha menghentikanku, namun entah mengapa aku menulikan telingaku terhadap seruannya, dan tetap melanjutkan apa yg sedang kulakukan, yaitu menyakiti diriku sendiri..
akhirnya ‘logika’ kehilangan kesabaran.. ia menampar pipiku dengan sekuat tenaga.. ‘perasaan’ menjerit, dan aku merasakan rasa sakit yg luar biasa akibat tamparan itu, lebih menyakitkan dibandingkan rasa sakit yg telah kuberikan pada diriku sendiri.. aku jatuh terduduk, terlalu sakit untuk membalas tamparan ‘logika’, juga terlalu lemah untuk kembali melanjutkan apa yg sedang kulakukan sebelumnya..
‘logika’ berteriak marah “kau pikir apa yg sedang kau lakukan?! sampai kapan kau akan menyakiti dirimu sendiri seperti ini?!”
aku mulai menangis sejadi-jadinya..
aku menangisi rasa sakit yg menderaku akibat perbuatanku sendiri, aku menangisi rasa sakit akibat tamparan ‘logika’, aku menangisi ‘perasaan’ yg kini berlutut memelukku sambil tersedu-sedu..
rasa sakit yg diberikan ‘logika’ memang lebih menyiksaku dibandingkan rasa sakit akibat hal yg kulakukan atas permintaan ‘perasaan’, namun menjernihkan pikiranku..
apa yg telah kulakukan?
aku tahu ‘perasaan’ tidak berniat buruk, aku tahu akulah yg sebenarnya bodoh..
aku berdiri, memeluk ‘logika’ dengan penuh terima kasih.. rasa sakit yg telah ia berikan akan selalu membekas, sebagai pengingat bahwa aku pernah melakukan tindakan bodoh, dan sekarang lah saatnya bangkit kembali dari rasa sakit yg kualami..
aku kembali pada masa sekarang, dimana ‘logika’ dan ‘perasaan’ sedang berdiri di sebelah sebuah pintu sederhana dengan cat mengelupas, menatapku dengan ekspresi yg berkebalikan..
‘perasaan’ berkata “tidakkah kau ingin mengetahui apa yg ada di balik pintu ini? mungkin saja di baliknya ada sebuah jalan menuju kebahagiaan yg selalu kau dambakan!”
‘logika’ menggelengkan kepalanya tidak percaya dan membantah “kau gila? kuberitahu kau, apa yg ada di balik pintu ini pernah menyakitimu dengan cara paling menyakitkan yg bisa kaubayangkan! bagaimana kau bisa yakin bahwa hal itu tidak akan menyakitimu lagi? kau tidak boleh membiarkan dirimu merasa sakit, tidak lagi!”
aku menggelengkan kepalaku, berusaha menjernihkan pikiranku..
tanpa sadar, tanganku memainkan kunci tembaga itu.. aku betul-betul tidak tahu apa yg harus kulakukan dengan benda kecil ini.. haruskah kugunakan? atau kubuang saja?
tiba-tiba aku tersentak.. ‘logika’ menghampiriku dan menarik tanganku menjauhi pintu.. “kita pergi saja,” ia berujar tegas, “karena tak ada gunanya tetap di sini.”
langkahku tertahan, mataku menangkap bayangan wajah ‘perasaan’..
wajah itu berkerut menahan tangis, tampak luar biasa pilu..
“tunggulah dulu,” ia berbisik lirih, “tunggulah dulu, jangan pergi, beri ia sedikit kesempatan.”
aku menggelengkan kepala tak mengerti, “siapa?”
‘perasaan’ menatapku lurus-lurus dan berkata, “dia yg memberimu kunci itu.”
“dia?” aku mengulang, “kenapa aku harus menunggunya?”
“ya! kenapa harus menunggunya?” bentak ‘logika’ dengan sengit. “dia takkan datang! dia terlalu pengecut untuk datang!”
bisik ‘perasaan’ sedih, “berilah waktu sedikit lagi, kumohon.”
‘logika’ menarik tanganku namun aku tak bergeming, masih menatap ‘perasaan’.. “baiklah,” ujarku tegas, “aku akan memberi sedikit waktu, namun bila ia tak kunjung muncul maka aku akan pergi bersama ‘logika’!”
cerita di atas based on true story, tepatnya cerita di atas lah yg sedang gw alami sekarang, hari ini, jam ini, menit ini, detik ini.. gw blom tau gmn kelanjutannya, karena waktu yg gue berikan untuk menunggu ‘dia yg memberikan kunci’ baru akan berakhir nanti malam..
klo dia muncul, maka gw akan memberi sedikit kesempatan pada ‘perasaan’ tapi klo dia gak muncul, maka gw akan pergi bersama ‘logika’..
untuk kamu yg mungkin ga akan pernah baca tulisan ini, sejujurnya aku pengen menguji keseriusan niat kamu.. kesempatan buat kita berdua untuk bisa bersama mungkin emang udh hampir menghilang, tapi bukan berarti hilang sm sekali.. aku msh menyimpan sedikit harapan, dan klo aja kamu mau datang untuk memperjuangkan sedikit harapan itu, kita bisa bersama-sama memperbesar kesempatan yg ada..
tapi nampaknya kamu lbh memilih untuk menyerah? berarti memang sedangkal itu keseriusanmu, sungguh mengecewakan.. yah pilihan ada di tanganmu, klo kamu gak muncul sampai lewat pukul 12.00 malam ini, aku akan pergi bersama ‘logika’ dan ketika itu terjadi maka kesempatan buat kita berdua untuk bisa bersama akan semakin mendekati titik ketiadaan..

to be continue........ nangih

:anongnangyari:Berikut beberapa tips untuk menyeimbangkan perasaan dan logika :
1. Mencintai Diri Sendiri
Ini adalah fakta, jika sobat bisa mencintai diri sendiri maka sobat bisa mencintai orang lain. Self-esteem atau kepercayaan diri merupakan kunci untuk sebuah hubungan yang sehat. Tidak ada salahnya untuk bermanja-manja dengan kekasih, namun sebagai individu sobat juga harus kuat untuk menjalani setiap bentuk masalah.

2. Saling Berhubungan
Pertama-tama untuk membuat hubungan tetap awet, (dibungkus aje ky mumi biar awet ratusan taun ahahahahah) dua insan harus saling menyukai. Semua cinta dari sebuah hubungan tidak ada yang statis. Jika sobat saling mencintai dan saling mengerti pikiran satu sama lain dan melakukan hal yang baik, makan hubungan tidak akan menemukan banyak masalah. Oleh sebab itu, kembangkan kepercayaan, rasa hormat dan saling mendukung satu sama lain.
agak sulit si, but apa si yg gk mungkin didunia ini, lo bisa lihat nyokap bokap lo, harmonis kan?? belajar deh dari mereka..

3. Luangkan Waktu Yang Berkualitas
Kebanyakan pasangan kekasih sering menghabiskan waktu bersama di awal mereka pacaran. Namun, seiring berjalannya waktu, kesibukan terus bertambah. Saat hal tersebut terjadi, bicarakan bersama dan buat daftar prioritas, sehingga masih bisa saling meluangkan waktu bersama. Sedikitnya waktu untuk bersama, bisa membuat satu sama lain menjadi jauh.

4. Komunikasi
Komunikasi adalah inti dari setiap hubungan, apalagi dalam hubungan percintaan. Melalui komunikasi sobat dapat memeberitahu pasangan apa yang sobat pikirkan dan inginkan. Saling berkomunikasi juga membuat hubungan semakin kuat karena ada ikatan intelektual. Oleh sebab itu, penting untuk mengatakan hal-hal secara terbuka dan jujur. Komunikasi yang baik juga mencakup dapat mendengarkan pasangan dengan sabar.
jangan ada yg ditutup tutupin, kl dari awal kenalan aje sobat ude bohong, gw yakin endingnya gk bakal bagus, maksud gw gini, klo emang sobat gk mau serius ya bilang dari awal, jangan pas ude puas baru ditinggalin.. cintanya ibarat permen karet gitu..

Nah, mudah2an dengan keempat tips tersebut dapat menyeimbangkan antara logika dan perasaan kita masing-masing.
love

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
© Copyright 2010. yourblogname.com . All rights reserved | yourblogname.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com